“Hati-hati dengan kebodohan orang lain,
Karena anda mungkin saja menderita kerugian
Tapi mereka tidak merasa telah merugikan anda.”
Apakah anda merasakan bagaimana rasanya kelelahan mengendarai sepeda motor jarak jauh. Satu-satunya yang ingin anda inginkan saat itu adalah jalan lengang tanpa satu pun kendaran lain melintas, atau Anda menginginkan menemukan atau melihat sesuatu yang suka anda lihat, misal iring-ringan gadis cantik berbusana sembahyang sedang menjunjung pajegan, dan anda dapat berhenti sebentar untuk menikmatinya. Atau pun anda berhenti untuk menikmati pemandangan yang indah entah sawah, laut, bukit ataupun hanya kali kecil dengan air jernih yang mengundang kita untuk mencelupkan kaki.
Namun apa yang terjadi kalau anda melihat hal yang sebaliknya?? jalan macet, pemandangan hanya pertokoan padat, dan suasana sangat panas, banyak perempatan dan pertigaan yang dilengkapi traffic light???
Pasti kesel dan lelah anda akan menjadi-jadi!!!!! Saya jamin.
Itulah yang akan terjadi kalau anda berangkat dari buleleng menuju kota denpasar. Kesal anda akan mulai muncul sat memasuki pasar beringkit sampai ke dalam kota denpasar. Pemadangan hanya ruko-ruko dan jalan macet. Mobil dan truk-truk besar saling berkompetisi untuk lebih pertama sampai ditujuan…
Karena itu saya sibuk bertanya untuk mendapatkan jalan alternatif menuju singarja atau sebaliknya sehingga kejenuhan diatas sepeda motor dapat dikurangi. Alternative pertama yang diberikan adalah lewat jalan A.Yani denpasar terus manuju pertigaan sangeh dan berujung di taman ayun. Wah tawaran yang bagus saya pikir, karena dapat menikmati bakso taman ayun yang enak dan murah. Setelah itu ketemu jalan lurus dan agak sepi yaitu jalan luwus (mungkin karena lurus- dan yang pertama kali menjadi pelopor pembuatan jalan adalah orang cadel.). ah coba deh…
Prinsipnya masih dibali…dan asal bisaa nanya pasti sampai. Tul gak???
Akhirnya jam 8 pagi saya berangkat ke buleleng dengan jalur yang baru.
Walaupun jalur a yani awal-awalnya sama saja dengan jalur mengwi denpasar, tapi lama-kelamaan mulai nampak bedanya. Pemandangan sawah-sawah mulai menghiasi pinggiran jalan. Tapi tetap saya beberpa bagian macet karena ada pasar atau pertigaan tanpa traffic light.
Setelah itu jalan benar-benar jalan dsa, sawah-sawh membentang sejauh mata memandang. Tapai saya hanya sesekali menoleh karena belum bisaa mengendarai sepeda motor, tanpa melihat jalan, mungkin kalau sudah mahir saya akan menikmatinya sepanjang jalan.
Hati saya sudah senang. Sampai dipertigaan sangeh, mulai ada kebingungan, kekanan atau lurus???
Saya mengingat-ngingat kembali saat-saat saya melintasi jalan sangeh ini ketika dari bangle menuju denpasar. Tiba-tiba saya ingat saat itu melintasi pura sangeh… saya pun mengmbil jalan ke kanan. Yakin sekali…dan ngebut..seperti pemain utama yang akan menyelamatkan sang putri yang disekap penjahat..sudah pasti pemain utamanya cakep dan penjahatnya galak dan jelek….
Setibanya di pura sangeh saya tersentak. Bukan karena ada kera yang mengerjitkan alisnya, tapi karena ingatan saya menjadi kabur…saya lagi berpikir, mengingat kembali saat dulu itu. Dalam hati bertanya” saat kembali dari bangli..pura sangeh ada disebelah kiri atau kanan ya???. saya turun dari sepeda motor dan mencoba menghayal merasakan apa yang saya rasakan saat dulu itu. Ternyata sama saja. Ketika pura sangeh ditaruh sebelah kanan atau kiri rasanya sama saja..intinya saya tidak ingat apa-apa kecuali pernah lewat jalan ini. Terpaksa ask friends karena 50:50 sudah saya gunakan.
Akhirnya ingatan saya menjadi jelas setelah dikasih tahu oleh penduduk bahwa taman ayun harusnya pertigaan tadi lurus…Ooooo
Akhirnya saya tancap gas lagi menjemput putri yang disekap…untuk ini bukan benaran, kalau saja benaran, pastilah cerita jadi konyol. Karena penjahat dan tuan putrinya jadi bosen menunggu pemian utama tidak muncul-muncul…gak tahu jalan….hehehehe
Ditengah jalan saya ketemu perempatan jalan lagi. Dengan yakin saya belok kanan. Pasti benar….belokan demi belokan saya nikmati dan sambil mengingat-ngingat. Sampai apa ada belokan kanan yang saya harapkan ada deretan pohon kelapa sebagai pengingat saya (karena di deretan pohon kelapa itu pernah bertanya arah ke sangeh) ternyata malah ketemu jalan turun dan jembatan. Percaya diri saya hilang. Saya mengerem motor dengan keras…karena motor saya belum dilengkapi rem cakram…remnya dewa wisnu …
Dengan kecepatan 20 km/jam saya menelusuri jalan berharap ada orang yang bisa mengembalikan kepercayaan diri saya. Saya lihat ada dua orang yang sedang menghentikan kendaraannya untuk mengeluarkan beberapa ml cairan racun dalam tubuhnya melalui alat khusus yang menghubungkan buana alit dan buana agung yaitu antara kentung kemih dan semak dipinggir jalan.
Aku pun bertanya kepada temannya yang tetap di atas kendaraanya. Dia pun dengan kebingungan memberikan pentunjuk.”waduh kalau tidak salah diperempatan tadi lurus. Ya bli de ya?” dii malah berbalik nanya temannya yang sedang asyik menyatukan dua buana itu. “ya ya…..eee.eee…kanan lurus ..eee ya yaya kanan”
Aku pun malas sama mereka. Karena sama saja dengan aku. Aku putar motorku menuju arah yang ditunjukkan. Memang agak aneh. Karena aku tidak pernah melintasi jalan itu. Tapi mungkin ini adalah jalan yang benar. Pikirku…walaupun agak ragu namun agak senang juga karena ketemu jalan yang penuh sawah-sawah hijau (saya tidak menceritakan jalan ini..karena saya sendiri juga lupa)…tapi sudah setengah jam saya berada diatas motor kok tidak muncul-muncul juga papan nama taman ayun…
Di ujung jalan saya menemukan jalan raya yang dilalui kendaraan besar dan banyak. Aku agak senang karena akhirnya menemukan jalan utama. Ada traffic light dan papan nama. Kanan singaraja, kiri denpasar. Oooohhh benar ternyata. Dan ketika saya memasuki jalan saya menjumpai bangunan irigasi yang membagi air menjadi 2 aliran besar…dan saya yakin ini adalah LUKLUK….berarti masih lebih dekat dengan denpasar daripada taman ayun…putridiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aku salah jalan….
Dan aku pun dengan lapang dada menelusuri jalan yang sangat aku hindari……kalau saja tadi aku sempat kenalan dengan 2 orang bodoh tadi, aku pasti bisa mengumpat keras-keras dengan mencantumkan namanya….sial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar