Sebuah percakapan yang menarik perhatian saya saat itu disuatu sore. Saya sedang sibuk menyiapkan perlengkapan untuk menyetrika pakaian yang akan saya gunakan besoknya. Menjaga penampilan terkadang merepotkan juga yah....3 orang sedang asyik membicarakan topic khusus tentang emotional quotion. 2 orang presenter dan 1 orang narasumber yang dipanggil bapak hermanto. Percakapan mereka asyik walaupun saya masuk agak terlambat, namun tidak terlalu jauh amat, karena inti dari pembicaraan belum dimulai.
Oyah akan saya coba sarikan pembicaraan mereka yang berlansung kira-kira 45 menit. Mengenai kecerdasan emosi ini agak berbeda dengan kecerdasan intelejensia. Kita mungkin sudah pada akrab dengan kata IQ. Yah tentu saja kita akan mengatakan orang yang pintar memiliki IQ yang tinggi. Namun ketika kita mengatakan apakah orang dengan IQ yang tinggi selalu menjadi orang yang menyenangkan, ataupun dia memilki perasaan social yang baik sehingga dia bisa tampil ditengah komunitas dengan baik? Tentu kita tidak akan mempunyai jawaban yang berbeda,beda. Belum lagi kalau dihubungkan dengan dunia kerja atau dunia pergaulan saat ini. Tentu kita sering mendengar keluhan beberapa teman yang memiliki teman sangat pintar, tapi kok kadang rada g nyambung gitu..atau contoh lainlah…entar kalau saya memberikan contoh terlalu banyak saya jadi meceritakan kekurangan orang lain padahal mungkin salah satu dari contoh itu adalah juga milik saya sendiri…..hehe..jaim dikit yah.
Kecerdasan emosional ini erat sekali kaitannya dengan diri seseorang dan lingkungannya. Karena muara atau ujung dari kecerdasan ini adala kesatuan antara pikiran perasaan dan tindakan. Jadi kita akan melihat seseorang dengan tingkat EQ yang baik maka dapat bersikap dengan baik yang tentunya juga dimulai dari sebuah pemikiran yang baik yang ditunjang dengan perasaan yang stabil.
Namun apakah EQ ini merupakan sebuah anugerah yang datang dari Beliau sehingga kita akan pasrah pada saat kita divonis memiliki tingkat EQ yang masih kurang???coba Tanya pada rumput yang bergoyang. Pasti mereka akan menggoyangkan helainya tanda jawabannya adalah TIDAK…ah lega juga mendengarnya. Kenapa ? karenaada beberapa factor yang membentuk kecerdasan emosi ini…
Saya mulai dari yang pertama yaitu genetika. Kalau orang mengatakan mencari pasangan harus memperhatikan bibit bobot dan bebet, mungkin ada benarnya juga, namun tidak sepenuhnya juga benar. Emosi yang kita miliki memang sering tidak jauh dari bagaimana tingkat emosi orag tua dan terutama emosi yang paling terdekat dengan kita, ada yang lebih dekat dengan ibu ada juga yang dekat dengan bapak. Jadi sedikit tida emosi kita akan terkait dengan tingkat emosi dari orang tua kita,tapi jangan salahkan langsung orang tua kita yah…karena melahirkan ita saja sudah berat apalgi harus dibebankan dengan masalah genetis ini..jadi terima saja, asal ingat bahwa kita masih punya kuasa atas diri kita sehingga kita bisa menjadi lebih sempurna dari saat ini.
Hal kedua yang mempengaruhi tingkat emosi kita adalah masa dalam kandungan. nah ini adalah hal yang penting untuk diperhatikan oleh semua orang didunia karena saya yakin semua bakal menjadi ibu atau bapak…jika Tuhan berkenan tentunya….ternyata sentuhan, perkataan, sikap yang kita kembangkan selama bayi masih dalam kandungan turut membentuk diri sang bayi. Dikatakan bahwa pada masa kandungan 3-4 bulan sudah mulai memfungsikan dirinya untuk menerima rangsangan dari luar. Jadi kalau saat ini anda sedang menjadi seorang bapak, sentuhlah perut istri anda dengan penuh kasih seraya mengucapkan kata-kata yang penuh kelembutan. Ajaklah dia bercanda dan selalu buat suasana ceria…dan yang belum menjadi bapak, silahkan untuk mengelus perut anda sehingga pencernaan anda lancar. Ucapkan kata-kata tentang makanan yang enak-enak sehingga tidak ngadat. Hehe…kalau yang ini belum ada bukti ilmiahnya…jadi kalau terjadi hal diluar harapan konsultasikan dengan dokter. Mungkin perut anda perlu sentuhan yang lain…just kidding guys…tapi kita coba menerapkan beberapa petunjuk yang baik di buku-buku pasutri, semisal mendengar music halus dan lembut sehingga memberikan pengaruh yang baik bagi calon keturunan kita…silahkan bilang setuju tapi jangan lantas buru-buru pengen punya anak yah…kuliah dulu sampai kelar…
Apakah cukup sampai disana peranan anggota keluarga terutama ibu dan bapak kita. Tidak…masih lebih berat lagi. Karena factor ketiga yang berpengaruh adalah perlakukan keluarga atau orang-orang terdekat bagi yang tidak tinggal dengan ortu kandung kita. Keluarga yang hangat dan penuh cinta, tentu akan berpengaruh baik buat perkembangan diri kita. Jadi apa perlu kita menonton sinetron yang penuh kekerasan terhadap anak kecil…sadarlah wahai para pemirsa….(maaf kelewatan). Mungkin beberapa contoh dapat kita ambil di film-film drama keluarga yang memang menjunjung cinta dalam keluarga sehingga kita akan mengingatkan sedari awal bahwa menjunjung cinta dalam hidup penuh dengan tantangan dan cinta adalah cinta tidak boleh kalah dengan keadaan yang menghalangi bersinarnya cinta. Mungkin beberapa film yang saya anjurkan adalah the pursuit of happiness, ataupun click. Atau anda punya judul yang bagus untuk saya tonton…maklumlah, saya juga manusia biasa yang juga pengen menjadi seorang bapak kelak…ehemmmm…mengenai trik-trik untuk factor yang ketiga ini saya sarankan anda minta saran dari orang yang berpengalaman. Jangan kepada saya yah…atau kalau mau ngotot dari saya..tunggu tanggal mainnya…hehe
Kalau anda saat ini sedang menempuh pendidikan disuatu sekolah atau universitas, bersyukurlah. Karena salah satu yang ikut membentuk tingkat emosi ini adalah pendidikan. Namun jangan pula berbangga, karena jurusan anda juga akan mempengaruhi. Anda yang termasuk jurusan-jurusan eksakta, mungkin akan sering menggunakan logika dan analitis, namun jarang itu kita kaitkan dengan orang lain. Jadi anda perlu instrument baru untuk melengkapi kebanggaan dan rasa syukur anda. Apa itu. Anda perlu wadah untuk membuat anda berinteraksi. Karena inilah laboratorium dari percobaan emosi anda. Kalau saat ini ada berorganisasi…saya katakana anda berada dijalan yang tepat..asal jangan dengan motivasi yang rendahan missal Cuma pengen mencari pasangan setelah dapat langsung no organization..date yes…(swear ini bukan pengalaman pribadi hehe). Jadi layaknya anda akan memasak menu dengan nama emosi, maka anda harus mengolah emosi anda. Dimana? Yah dimana anda dapat menggunakan emosi anda untuk menjalin suatu relasi. ..
Yang paling terkait dengan factor ketiga adalah lingkungan. Tentu semua pada paham bahwa lingkunggan memang sangat berpengaruh dengan diri da perkembangan diri kia. Karena itu bentengi diri anda terhadap pengaruh lingkungan. Jangan kayak bak sampah tanpa tutup. Asal cukup bisa masuk entah itu sampah plastic, dau ataupun bangkai tetap saja bisa masuk. Kalau agama mengatakan bergaulah dengan orang baik/suci sehingga vibrasinya ikut memperbaiki diri anda.. jadi kalau saat ini anda bergaul dengan orang lain, Tanya apakah dia memiliki surat kelakuan baik dari polisi seempat atau tidak..hehe..just kidding yah…anda saya yakini memahami mana lingkungan yang menunjang perkambangan diri anda menjadi lebih baik atau tidak, namun terkadang kita tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melawan tarikannya…jadi anda perlu mengecek EQ anda..
Oke ini yang terakhir. Apa itu?? Ternyata pengalaman saudara-saudara. Pengalaman yang anda jalani selama ini sangat berarti bagi perkembangan emosi kita. Jadi jangan tidur saja dikos atau dirumah. Isilah hari anda dengan pengalaman yang berarti bagi emosi anda. Ingat kesadaran kita mencari pengalaman adalah untuk mengisi diri, jangan asal ikut-ikutan saja, sehingga anda tidak menyadari apa yang alami membawa pengaruh yang buruk atau jelek.
Nah itu dulu pendahuluan dari saya yah. Anda harus mengetahui pula bahwa peningkatan emosi kita harus dimulai dari sebuah pemahaman terhadap diri anda terlebih dahulu. Bagaimana tingkat emosi anda saat ini. Inilah yang dilakukan para pelatih atau para evaluator EQ. kita akan disimulasi dengan sebuah keadaan yang memancing emosi sehingga anda tahu bagaimana emosi anda. Mengetahui diri anda seperti apa adalah hal yang utama, karena dari hal inilah anda beranjak kemudian. Bagaiaman mengolah diri anda kemudian. Tulisan saya lanjutkan mengenai pilar-pilar emosional kita, tapi jangan di tulisan ini yah..saya mau melanjutkan membuat proposal S2 saya dulu..sabar yah…anggap saja ini latihan pertama kita melatih kesabaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar